Perkiraan tersebut keliru, karena Rasulullah SAW memulai perjalanan Hijrahnya pada akhir bulan Shafar dan tiba di Madinah pada awal bulan Rabi’ul Awal.
Akan tetapi memang benar adanya bahwa peristiwa hijrah dijadikan sebagai patokan untuk memulai penanggalan Hijriah, dimana tahun kejadiannya dijadikan sebagai tahun pertama dalam penanggalan hijriah.
Maka kalau sekarang dikatakan sebagai tahun 1438 H, hal itu berarti telah berlalu 1438 tahun sejak peristiwa hijrahnya Rasulullah ke Madinah. Namun penetapan Muharram sebagai awal bulan dalam tahun Hijriah adalah karena alasan lain.
Ketika dimusyawarahkan pada zaman Umar bin Khattab radhiallahu anhu tentang bulan apa yang akan dijadikan sebagai bulan pertama dalam penanggalan Hijriah, pada awalnya yang diusulkan adalah bulan Rabi’ul Awal, ada pula yang mengusulkan bulan Ramadhan. Namun, akhirnya yang disepakati adalah bulan Muharram, karena pada bulan ini kaum muslimin telah pulang dari melaksanakan ibadah haji yang merupakan akhir dari rukun Islam yang lima.
Disamping itu -terkait dengan peristiwa hijrah- karena bulan Muharram dianggap sebagai awal dari keinginan Hijrah, mengingat peristiwa Bai’atul Aqabah kedua terjadi pada pertengahan bulan Dzulhijjah, dan karenanya diperkirakan bahwa pada bulan Muharram keinginan untuk melakukan hijrah sudah bulat . Hanya saja secara praktis hal tersebut baru dapat direalisasikan pada bulan Safar.
EmoticonEmoticon